Jumat, 02 April 2010

iSlaM bErkeMbanG ?

MEDAN, KOMPAS.com - Perkembangan Islam di Perancis dalam sepuluh tahun terakhir terbilang cukup pesat, terutama di kalangan usia muda yang tengah mencari identitas diri. "Generasi muda di Perancis yang masuk Islam cukup tinggi, terutama usia 15-20 tahun," ujar Kepala Dinas Kominfo Sumatera Utara, H Eddy Syofian melalui e-mail, Jumat (2/4/2010) malam.
Ia tengah berada di Paris, Perancis bersama rombongan pemuka agama Sumatera Utara yang bermuhibah ke sejumlah negara di Eropa dan Timur Tengah. Menurut Eddy Syofian, pesatnya perkembangan Islam di negara itu disampaikan mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Perancis, Zulkifli Zanti Arbi. Mahasiswa ini bertemu rombongan Eddy Syofian di Masjid Al Jamik, masjid tertua di Perancis yang dibangun tahun 1922.
Zulkifli sebagaimana dikemukakan Eddy Syofian, memperkirakan perkembangan Islam di Perancis akan semakin pesat dalam sepuluh tahun ke depan. Apalagi, katanya, pemerintah Perancis tidak melarang warganya untuk memeluk agama atau tidak, sehingga sama sekali tidak ada hambatan dalam melaksanakan dakwah.
Tentang pesatnya perkembangan Islam di Perancis juga dikemukakan Isabella, pemandu rombongan muhibah pemuka agama Sumut yang berkebangsaan Perancis. Menurut dia, jumlah penganut Islam di Perancis dewasa ini mencapai 10 persen dan menjadi agama kedua terbesar setelah Kristen.
Isabella yang juga memeluk Islam itu mengatakan, saat ini telah berdiri Pusat Dakwah Islam Eropa di Masjid Ar Rahmah, masjid terbesar di Perancis yang sedang dalam tahap pembangunan.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut Prof Dr H Abdullah Syah MA dan Ketua MUI Kota Medan Prof DR HM Hatta berpendapat, kalangan generasi muda di Eropa kini dalam masa mencari identitas.
"Saat mereka mencari satu ketenangan dan kehidupan yang baik, muncul perkembangan Islam yang membawa akhlak tanpa mengabaikan rasionalitas, sehingga mereka memilih Islam," ujar Abdullah Syah.
Selengkapnya...

Kamis, 18 Maret 2010

ISLAM UNJUK GIGI DI BUMI AUSTRALIA !

Sekolah Islam Pertama di Australia
Liputan6.com, Melbourne: Berada di lingkungan asing tak mesti mengikis identitas. Itulah yang coba dilakukan sebagian umat muslim di Melbourne, Australia. Anak-anak dari keluarga muslim dengan mudah mendapat ajaran agama Islam lewat sekolah islami. Namanya King Khalid College, Melbourne.

Dari 35 kelas yang dijalani siswa setiap pekan, empat di antaranya merupakan pelajaran agama atau yang terkait akhlak islami. Di ruang kelas murid laki-laki dan perempuan duduk terpisah. Perempuan pun diwajibkan mengenakan kerudung.
King Khalid College berdiri sejak 1983. Sekolah ini merupakan sekolah muslim pertama di kawasan Melbourne, bahkan Australia. Ide dasarnya menurut Abdulkarim Galea, Kepala Sekolah King Khalid College adalah melindungi identitas dan norma religius siswa-siswi muslim. "Yang membuat sekolah ini islami adalah lingkungannya. Para siswa belajar hal yang sama seperti di sekolah lain, tapi dalam lingkungan islami," tutur Galea.
Lingkungan islami itulah yang ditawarkan sekolah ini dan sekitar 30 sekolah muslim lainnya di Negeri Kanguru. Tapi untuk mendapatkannya, orangtua harus mengeluarkan ongkos lebih dibanding sekolah negeri yang tidak memungut biaya.(AIS)


Selengkapnya...

Senin, 08 Februari 2010

VONIS SIDDQUI PICU DEMONSTRAN !

Vonis Kepada Siddiqui Picu Demonstrasi di Pakistan
Ribuan orang melakuan unjuk rasa di jalan-jalan Pakistan memprotes penjatuhan hukuman atas seorang ilmuan muslimah Pakistan di Amerika.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan anti Amerika dan membakar bendera Amerika setelah juri pengadilan New York menyatakan Aafia Siddiqui bersalah dalam usaha pembunuhan, Rabu 3 Februari.
span class="fullpost">
Aafia Siddiqui divonis bersalah karena melakukan penembakan kepada penginterogasinya asal Amerika pada bulan Juli 2008. Pengacara Siddiqui telah mengajukan pembelaan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan Siddiqui menembaknya.
Kelompok Hak asasi menduga bahwa Siddiqui telah ditahan dan disiksa dalam penjara milik Amerika, Bagram di utara kota Kabul.
"Kami tidak terkejut dengan vonis ini. Apa lagi yang bisa kami harapkan dari pengadilan Amerika," tutur Dr Fozia Siddiqui, kakak dari Aafia kepada islamonline, Kamis 4 Februari.
Vonis kepada Aafia Siddiqui dibacakan hakim pada tanggal 6 Mei.
"Ini bukanlah putusan pengadilan. Kenyataannya ini adalah sebuah tamparan di muka seluruh ummat Islam khususnya Pakistan, yang bersekutu dekat dengan Amerika dalam perang melawan teror," kata Fozia penuh emosional.
"Ini merupakan rangkaian kebohongan. Semua orang tahu bahwa dia diculik oleh intelejen Pakistan atas perintah Jendral Pervez Musharraf," tegas Fozia.
Sebuah laporan baru-baru ini yang diberikan oleh investigator menunjukkan bahwa Aafia diculik oleh agen FBI saat dia berada di bandara saat ingin menuju Islamabad dari Karachi.
Aparat AS mengatakan Siddiqui menikah dengan keponakan pria yang "dituduh" menjadi dalang serangan 9 September, Khalid Sheikh Mohammed.
[muslimdaily.net/iol] Selengkapnya...

Jumat, 13 November 2009

KRISTENISASI ? YA ...... IYALAH

Gusrizal Gazahar mengatakan, ratusan ulama yang diturunkan mengawasi misionaris yang masuk melalui aksi kemanusian untuk merusak akidah umat Islam, minim dana.
“Pendanaan kita saat ini minim, untuk operasional ulama yang turun, hanya dari infak para jemaah kami, melalui sosialisasi para ulama,” ujarnya kepada Padang Today.

Gusrizal mengakui, selain infak jemaah, memang ada beberapa daerah yang ikut membantu untuk menunjang program MUI ini, seperti Pemko Bukittingi dengan dana Rp 25 juta, Pemko Payakumbuh sekitar Rp 3 juta berupa buah tangan untuk masyarakat, serta bantuan transportasi dari Pemko Padangpanjang.

“ Kita sangat berterima kasih kepada beberapa pemerintahan yang juga ikut membantu kami dalam pengawasan ini,”ujarnya.

Ditambahkannya, ratusan ulama dari beberapa MUI di daerah seperti, Payakumbuh, Padangpanjang, Bukittingi, Solok serta Pesisir selatan, yang telah menurunkan ulamanya kebeberapa titik daerah yang dianggap rawan. Kehadiran mereka mendapat respon positif dari masyarakat setempat.

“ Masyarakat antusias atas program kami ini, malah mereka minta diperpanjang jadwal kedatangan tim tersebut,”ujarnya.

Evaluasi dari ulama yang diturunkan, kata Gusrizal, pemurtadan terus saja berjalan, saat ini para misionaris lakukan dengan modus halus.

“ Kita belum mendapatkan secara riil bukti dilapangan, tapi dari pengamatan teman-teman dilapangan, mereka bekerja dengan halus,” ujarnya

Misionaris terindeteksi mulai bergerak pada dua daerah di Pasaman Barat, Kinali dan Luhak nan duo.

“ Kita juga sudah menurunkan ulama ke dua daerah tesebut, karena aksi kemanusian yang mereka lakukan didaerah itu, terindikasi merusak akidah umat islam,”katanya.

Sebelumnya, MUI telah menemukan relawan asing yang menyebarkan injil dibeberapa daerah, seperti di Patamuan dan daerah Gunung Tigo Padang Alai Kabupaten Padangpariaman, Senin (27/10) lalu.

Selengkapnya...

Selasa, 27 Oktober 2009

Yusuf Qardhawi: Warga Irak Tidak Boleh Berwarganegara Amerika


Anam
Alislamu.com – Ketua Persatuan Ulama Internasional DR. Yusuf Qardhawi memfatwakan larangan bagi warga Irak mengambil kewarganegaraan Amerika. "Irak dalam peperangan, negaranya diduduki, dan tidak boleh bagi mereka bermuamalah dengan orang yang telah menduduki negaranya," ujarnya.

"Dalam perang Tunisia melawan Prancis, sebagian ulama, saat itu, tidak memperbolehkan warga Tunisia mengambil kewarganegaraan Prancis. Mereka mengatakan, siapa yang mengambil kewarganegaraan Prancis, dia murtad. Dalam bahasa nasionalisme disebut penghianat, dalam bahasa fikih disebut murtad," jelas Qardhawi.
"Adapun untuk mereka yang tinggal di Eropa dan Amerika, kami memperbolehkannya untuk mengambil kewarganegaraan Eropa dan Amerika. Ini berbeda dengan pendapat Hasan Al-Banna yang mengatakannya sebagai dosa dan kejahatan besar. Ini bisa jadi karena Al-Banna berpendapat bahwa semua negara adalah negara yang diduduki."
"Bila persoalan ini diperluas, "ujar Qardhawi, "Maka akan menimbulkan pertanyaan. Di sana ada 4 juta atau lebih umat Islam asal Turki yang berkewarganegaraan Jerman. Mayoritas muslim Prancis berasal dari Maroko, Tunisia, Al-Jazaair dan sebagainya, apakah kita juga akan mengkafirkan mereka?" (ist/ha).


Selengkapnya...

Senin, 26 Oktober 2009

FACE BOOK ANCAMAN KEJAHATAN WEBSITE


JAKARTA (Arrahmah.com) - Selama ini orang menilai Facebook adalah media yang aman di internet. Tapi Facebook adalah ladang yang subur bagi penjahat cyber untuk mencari korban. Empat ribu varian virus Koobface juga siap menginfeksi korbannya, jika tidak hati-hati.

Dua tahun lalu, situs jejaring sosial MySpace milik News Corp adalah tempat paling popular bagi penjahat cyber untuk mengail korbannya. Pakar keamanan sudah menduga user Facebook yang naik drastis dari 120 juta di Desember 2008, menjadi lebih dari 200 juta pada saat ini bakal menarik penjahat.

"Facebook saat ini sedang menjadi trend. Penjahat pergi kemana orang pergi. Selalu begitu," kata Mary Landesman, peneliti senior di perusahaan keamanan web ScanSafe.

Kejahatan cybercrime telah menyebabkan kerugian bagi perusahaan maupun individu hingga miliaran dolar. Facebook yang popular, tak akan dilewatkan begitu saja oleh penjahat cyber, dan menjadikannya sebagai ladang untuk menyebar penipuan dan mengeksplotasi korban tak berdosa.

Penjahat mencari korban dengan menguasai akun tertentu, melalui berbagai cara sehingga user tidak sadar telah menyerahkan passwordnya. Melalui akun itu, penjahat kemudian memposting pesan layaknya dari teman yang dikenal.

Untuk mendapat korban lebih banyak, penjahat mengirim spam agar calon korban yang baru mengujungi situs pencuri informasi pribadi serta situs penyebar virus.

Facebook menangani keamanannya dari kantor pusatnya di Palo Alto California. Perusahaan ini bekerja keras memfilter spam dan software berbahaya yang membidik membernya.

Jubir Facebook Simon Axten mengatakan, meskipun jumlah user terus naik, tapi persentase serangan yang sukses tidak naik. Selama lima tahun terakhir, serangan hanya kurang dari 1% dari total member.

Sebagai perbandingan data FBI menunjukkan sekitar 3% pendapatan rumah tangga AS dirampok pada 2005. “Keamanan adalah balapan kekuatan, kami terus memperbarui system dan membangun sistem baru untuk mengatasi ancaman baru,” kata Axten.

Facebook memiliki sistem jika aktivitas kriminal terdeteksi, secara otomatis mencari pola yang sama dan menghapus email berbahaya. Facebook juga melakukan reset password jika akun dikuasai oleh pihak lain.

Salah satu ancaman yang paling nyata adalah Koobface. Virus ini bisa mengambil alih PC korbannya hanya dengan mengklik email spam. Virus ini telah memanaskan MySpace setahun lalu, dan pembuatnya kini fokus menyebarkannya lewat Facebook.

McAfee pembuat software keamanan terbesar kedua di dunia mengatakan varian Koobface melonjak empat kali lipat menjadi 4.000 macam bulan lalu. "Karena Facebook sistem tertutup, jadi kami kami memiliki keuntungan. Sekali kami mendeteksi pesan spam, kami bisa menghapus semua pesan yang ada di inbox di seluruh situs," kata peneliti McAfee Craig Schmugar.

Masalah keamanan di Facebook itu bukan main-main. Situs fbhive.com baru-baru ini merilis permasalahan pada Facebook di mana informasi pribadi user bisa ditampikan hanya dengan teknik hacking sederhana. Setelah pengumuman itu, Facebook segera membenahinya.

Pekan lalu, Yale University juga mengingatkan mahasiswanya untuk berhati-hati saat menggunakan Facebook. Hal itu setelah beberapa laptop terinfeski malware karena akses ke Facebook.

Yang perlu diingat pengguna Facebook harus terus waspada saat menggunakan Facebook dan bertanggung jawab atas keamanannya sendiri. "Kami berusaha sebaik mungkin agar Facebook aman, tapi kami tidak bisa menjamin itu," ingat Facebook di syarat dan ketentuannya yang dipastikan sebagian besar member tidak pernah memperhatikannya. (inlh/arrahmah.com)

Selengkapnya...

Senin, 28 September 2009

Ahmadiyah Memang Harus Dilarang Berhaji


Beberapa pihak kembali menegaskan larangan berhaji bagi jamaah Ahmadiyah. Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) khawatir, jika ada jamaah Ahmadiyah yang berhaji, maka akan menyulitkan rombongan yang lain yang berada dalam satu regu. Depag pun membenarkan larangan pemerintah Arab Saudi terhadap jamaah Ahmadiyah untuk berhaji.

Mantan dirjen Haji Departemen Agama yang telah lama duduk di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Amidhan, mengatakan Rabithah Alam al-Islami (Organisasi Islam Sedunia) telah memutuskan, bahwa aliran Ahmadiyah adalah sesat dan menyesatkan. "Karena itulah, Ahmadiyah diharamkan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah," kata Amidhan, Selasa (8/9) di Jakarta.

Amidhan menuturkan, jika jamaah Ahmadiyah Indonesia tetap dipaksakan untuk diberangkatkan ke Makkah, Arab Saudi maka akan menjadi masalah saat tiba di bandara King Abdul Aziz, Jeddah. "Jika terungkap, bahwa salah satu calon jamaah haji adalah jamaah Ahmadiyah, maka dia akan dipulangkan ke negara asalnya," ungkap ketua MUI itu.

Selain itu, papar Amidhan, pemulangan jamaah Ahmadiyah itu akan mengganggu calon jamaah haji lainnya yang satu kloter dengannya. "Itu pasti mengganggu calhaj lainnya. Dan satu kloter akan terganggu dengan pemeriksaan tersebut" ujarnya.

Ia mengutarakan, saat dirinya masih menjabat sebagai dirjen Haji Depag, salah satu jamaah Ahmadiyah yang sudah terdapat sebagai calon jamaah haji tak jadi diberangkatkan karena tak diberi visa oleh kedutaan besar Arab Saudi di Jakarta. "Waktu itu ada masyarakat yang melaporkan dan kedutaan langsung menindaknya," ungkapnya.

Jika jamaah Ahmadiyah memang berkeras untuk menunaikan salah satu rukun Islam itu, tutur Amidhan, harus benar-benar bertaubat, meluruskan niat dan membaca dua kalimat syahadat. "Kalau dia taubat, maka dia akan diijinkan ke Makkah untuk berhaji," ungkap Kiai Amidhan.

Kiai Amidhan menuturkan, sebenarnya sejak adanya larangan jamaah Ahmadiyah untuk berhaji oleh negara Arab Saudi melalui kedutaan besarnya di berbagai negara, Depag pun mengikuti peraturan tersebut. "Saya kira ada pelarangan jemaah Ahmadiyah untuk berhaji oleh Depag," ujarnya.

Sementara itu, senada dengan Amidhan, Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Abdul Ghofur Djawahir, mengatakan, bahwa larangan itu sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu dari kedutaan besar Arab Saudi. "Namun, kami susah mendeteksinya, karena KTP di Indonesia tidak dicantumkan apakah seseorang itu Ahmadiyah, apa bukan," ujarnya. Ghofur menambahkan, yang dapat mengawasi itu adalah masyarakat dengan melaporkannya ke Depag atau kedutaan besar Arab Saudi.

Depag bersama Komisi VIII DPR sedang melakukan pengecekan di Makkah, Arab Saudi. "Semua persiapan di Makkah untuk calon jamaah haji Indonesia sudah beres, tinggal masalah transportasi dari pondokan ke Masjidil Haram," paparnya.

Ghofur mengatakan, Depag bersama komisi VIII DPR sudah mengajukan kepada pemerintah Arab Saudi untuk menyediakan transportasi, namun pemerintah Arab Saudi tidak menyanggupinya. Akhirnya, sambungnya, setiap negara harus menyiapkan transportasi untuk jamaahnya. Untuk masalah transportasi, lanjut Ghofur, Depag bekerja sama dengan Ditjen Pehubungan Darat, Departemen Perhubungan. (republikaonline)

Selengkapnya...